Tidak benar-benar berpisah
Tidak benar-benar berpisah
| Photo by Wirawan Ilham |
Mungkin perpisahan semacam inilah yang mereka butuhkan,
Airmata yang beradu menjadi satu dalam dua bidang dada, saling
bergantian.
Tapi tidak, tidak sayang, ucap lelaki dengan kuas sendunya
;kita tidak pernah benar-benar
berpisah.
Berpisah hanya terjadi pada tubuh yang mati.
Ketika ruh memilih hidup dalam lapang langit sang pencipta,
Tentu saja,
Kita tidak pernah benar-benar berpisah.
Lihatlah, itu hanya tipu daya airmatamu,
Mengalirkan buih kenangan dalam guratan-guratan bajumu yang
lusuh
Lalu kau seka
tiap-tiap baris ingatan kita,
Seolah itu adalah
pertanda kemenangannya yang basah.
Sekali lagi dan amatilah,
Itu hanya kecurangan syaraf-syaraf di balik kulit tubuhku
yang lemah.
Menagih erat rengkuh di tengah malam tanpa cahaya bulan dan
sunyi, tanpamu.
Atau lisanmu yang kadang tak mengindahkan kata hati.
Kau tahu,
Maka tepat di sana, di rongga kerongkonganmu perpisahan yang
abadi menyanyi sepi.
Kau dan aku masih di atas bumi yang sama,
Dalam keluh dan resah, mengatas namakan cinta.
Terakhir kali, bahwa kita tidak pernah benar-benar berpisah.
..Mereka tidak benar-benar berpisah..
Komentar